5 Puisi Romantis Karya Sastrawan Besar Indonesia
Inilah 5 puisi paling romantis karya sastrawan Indonesia yang namanya sudah tidak asing lagi :
1. Aku Ingin (Sapardi Djoko Damono)
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Puisi ini menceritakan tentang sebuah kasih yang tak sampai. Kenapa puisi ini dimasukkan dalam kategori romantis? Sebab, diksi yang digunakan Sapardi sangat sederhana, namun tulus. Kalau kamu baca berulang-ulang, kamu bisa merasakan kekuatannya. Puisi ini cocok untuk kamu yang sedang mengagumi seseorang namun tak sanggup kamu gapai.
2. Hujan Bulan Juni (Sapardi Djoko Damono)
Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu,
Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni
Dihapuskannya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu.
Puisi Hujan Bulan Juni bermakna kerinduan yang tak bisa diucapkan namun tetap bisa dirasakan. Sapardi selalu bisa memilih diksi yang tepat dalam menunjukkan ketulusan sebuah perasaan dengan sederhana. Emang ya, hujan adalah sahabat para seniman.
3. Surat Cinta (W.S Rendra)
Kutulis surat ini
kala hujan gerimis
bagai bunyi tambur mainan
anak-anak peri dunia yang gaib.
Dan angin mendesah
mengeluh dan mendesah
Wahai, Dik Narti,
aku cinta kepadamu!
Kutulis surat ini
kala langit menangis
dan dua ekor belibis
bercintaan dalam kolam
bagai dua anak nakal
jenaka dan manis
mengibaskan ekor
serta menggetarkan bulu-bulunya.
Wahai, Dik Narti,
kupinang kau menjadi istriku!
Kaki-kaki hujan yang runcing
menyentuhkan ujungnya di bumi.
Kaki-kaki cinta yang tegas
bagai logam berat gemerlapan
menempuh ke muka
dan tak’kan kunjung diundurkan.
Selusin malaikat
telah turun
di kala hujan gerimis.
Di muka kaca jendela
mereka berkaca dan mencuci rambutnya
untuk ke pesta.
Wahai, Dik Narti,
dengan pakaian pengantin yang anggun
bung-bunga serta keris keramat
aku ingin membimbingmu ke altar
untuk dikawinkan.
Aku melamarmu.
Kau tahu dari dulu:
tiada lebih buruk
dan tiada lebih baik
daripada yang lain….
penyair dari kehidupan sehari-hari,
orang yang bermula dari kata
kata yang bermula dari
kehidupan, pikir dan rasa.
Semangat kehidupan yang kuat
bagai berjuta-juta jarum alit
menusuki kulit langit:
kantong rejeki dan restu wingit.
Lalu tumpahlah gerimis.
Angin dan cinta
mendesah dalam gerimis.
Semangat cintaku yang kuat
bagai seribu tangan gaib
menyebarkan seribu jarring
menyergap hatimu
yang selalu tersenyum padaku.
Engkau adalah putri duyung
tawananku.
Putri duyung dengan suara merdu lembut
bagai angin laut,
mendesahlah bagiku!
Angin mendesah
selalu mendesah
dengan ratapnya yang merdu.
Engkau adalah putri duyung
tergolek lemas
mengejap-ngejapkan matanya yang indah
dalam jaringku.
Wahai, Putri Duyung,
aku menjaringmu
aku melamarmu
Kutulis surat ini
kala hujan gerimis
karena langit
gadis manja dan manis
menangis minta mainan.
Dua anak lelaki nakal bersenda gurau dalam selokan
dan langit iri melihatnya.
Wahai, Dik Narti,
kuingin dikau
menjadi ibu anak-anakku!
Puisi “Surat Cinta” karya W. S. Rendra ini termasuk puisi romantis dan cocok untuk kamu, para lelaki yang hendak meminang kekasihnya. Kelugasan Rendra dalam menyampaikan maksud lamarannya pada Dik Narti sungguh tulus dan sederhana.
4. Episode (W.S Rendra)
Kami duduk berdua
di bangku halaman rumahnya.
Pohon jambu di halaman itu
berbuah dengan lebatnya
dan kami senang memandangnya.
Angin yang lewat
memainkan daun yang berguguran.
Tiba-tiba ia bertanya:
“Mengapa sebuah kancing bajumu
lepas terbuka?”
Aku hanya tertawa.
Lalu ia sematkan dengan mesra
sebuah peniti menutup bajuku.
Sementara itu aku bersihkan
guguran bunga jambu
yang mengotori rambutnya.
Romantis itu sederhana. Hanya dengan duduk berdua, di sebuah beranda, menikmati suasana. Selesai. Kalau kamu tidak tesihir dengan puisi Episode ini, berarti ada yang salah dengan perasaan kamu. Coba dibaca baik-baik dan rasakan sihirnya.
5. Sajak Putih (Chairil Anwar)
Buat tunanganku Mirat
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah…
Buat miratku, Ratuku! kubentuk dunia sendiri,
dan kuberi jiwa segala yang dikira orang mati di
alam ini!
Kucuplah aku terus, kucuplah
Dan semburkanlah tenaga dan hidup dalam tubuhku…
Serangkaian pujian terlihat tulus dan lugas disampaikan sang penyair. Perumpaan cinta yang teramat manis dalam menyampaikan kekaguman seorang kekasih. Cocoklah buat kamu yang ingin mengutarakan cinta dalam bahasa puisi kepada orang yang kamu cintai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar