4+ Kumpulan Puisi Cinta Sapardi Djoko Damono Paling Romantis

Kumpulan Puisi Cinta Sapardi Djoko Damono Paling Romantis

 Kumpulan Puisi Cinta Sapardi Djoko Damono Paling Romantis

Puisi Cinta - Indonesia memiliki banyak penyair romantis. Sebut saja Aan Mansyur, Joko Pinurbo dan tentu yang tidak mungkin dilewatkan adalah Sapardi Djoko Damono. Di usianya yang kian senja, ia masih tetap produktif melahirkan puisi. Tidak jarang ia menyuguhkan puisi yang romantis dan menyentuh hati.

Yang Fana adalah Waktu menjadi salah satu puisi romantis dari Sapardi yang begitu populer. Belum lagi Hujan Bulan Juni yang bahkan sampai diangkat ke layar lebar. Padahal selain dua puisi itu, masih banyak lho puisi-puisi Sapardi lainnya yang tak kalah romantis. Berikut 5 puisi cinta paling romantis karya Sapardi Djoko Damono yang begitu menyentuh hati.

 

1. Aku Ingin

“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada”

Pernah dengar alih wahana? Puisi Aku Ingin menjadi salah satu karya Sapardi yang beralih wahana menjadi lagu, atau biasa disebut musikalisasi puisi.

Gimana? Nggak kalah romantis kan? Puisi ini bisa kalian temui dalam buku kumpulan puisi Hujan Bulan Juni.

 

2. Pada Suatu Hari Nanti

“Pada suatu hari nanti,
jasadku tak akan ada lagi,
tapi dalam bait-bait sajak ini,
kau tak akan kurelakan sendiri.

Pada suatu hari nanti,
suaraku tak terdengar lagi,
tapi di antara larik-larik sajak ini.

Kau akan tetap kusiasati,
pada suatu hari nanti,
impianku pun tak dikenal lagi,
namun di sela-sela huruf sajak ini,
kau tak akan letih-letihnya kucari.”

Lewat puisinya ini, eyang seolah menyatakan alasan dirinya masih menulis hingga kini. Lewat puisinya dalam Hujan Bulan Juni ini pula, eyang seolah menyelipkan wasiat bahwa kita akan kekal bersama tulisan-tulisan yang kita tinggalkan.

Kumpulan Puisi Cinta Sapardi Djoko Damono


3. Hanya

“Hanya suara burung yang kau dengar
dan tak pernah kaulihat burung itu
tapi tahu burung itu ada di sana

hanya desir angin yang kaurasa
dan tak pernah kaulihat angin itu
tapi percaya angin itu di sekitarmu

hanya doaku yang bergetar malam ini
dan tak pernah kaulihat siapa aku
tapi yakin aku ada dalam dirimu”

Tanpa perlu banyak bermetafora, Sapardi membuat pembacanya menyelam jauh ke dalam kata-kata yang ia ramu. Puisi Hanya bisa kalian jumpai bersama 74 sajak lainnya dalam buku kumpulan puisi Sapardi yang berjudul Melipat Jarak.

 Kumpulan Puisi Cinta Sapardi Djoko Damono

4. Sajak-Sajak Kecil tentang Cinta

“mencintai angin
harus menjadi siut
mencintai air
harus menjadi ricik
mencintai gunung
harus menjadi terjal
mencintai api
harus menjadi jilat

mencintai cakrawala
harus menebas jarak

mencintai-Mu
harus menjelma aku”

Romantis sekali bukan eyang Sapardi ini? Ia dengan baik menjelmakan maksud hati untuk menyatakan “hanya aku yang bisa mencintaimu” dengan analogi-analogi yang begitu cantik sebagai pengantarnya. Sama dengan puisi Hanya, puisi ini bisa kalian jumpai dalam Melipat Jarak.

Kumpulan Puisi Cinta Sapardi Djoko Damono

5. Menjenguk Wajah di Kolam

“Jangan kauulang lagi
menjenguk
wajah yang merasa
sia-sia, yang putih
yang pasi
itu.

Jangan sekali-
kali membayangkan
Wajahmu sebagai
rembulan.

Ingat,
jangan sekali-
kali. Jangan.

Baik, Tuan.”

Beberapa dari kalian mungkin masih asing dengan puisi ini. Puisi berdialog dengan judul Menjenguk Wajah di Kolam lahir bersamaan dengan 14 puisi lainnya dalam buku kumpulan puisi yang baru saja terbit Oktober 2018 ini, yaitu Perihal Gendis.

 

Kumpulan Puisi Cinta Sapardi Djoko Damono

Seni sebagai gestur

Penglihatan jika "seni ialah tiruan (representasi)" bukan hanya dilawan, tapi hampir mati di minimal beberapa seni semenjak era ke-19. Dia selanjutnya diganti oleh teori jika seni ialah gestur. Bukannya menggambarkan kondisi dunia luar, seni dipandang menggambarkan kondisi batin seniman. Ini, minimal, nampaknya tersurat dalam arti pokok gestur: aktualisasi luar dari kondisi batin. Seni sebagai representasi keberadaan lahiriah (dianggap "disaksikan lewat temperamen") sudah diganti oleh seni sebagai gestur kehidupan batiniah manusia.

Tapi istilah ekspres dan gestur problematis dan tidak selamanya memperlihatkan hal yang sama. Seperti banyak istilah yang lain, ekspres runduk pada ambiguitas produk-proses: kata yang serupa dipakai untuk satu proses dan untuk produk yang dibuat proses dari itu. "Musik mengutarakan rasa" bisa bermakna jika pembuat mengutarakan rasa manusia saat menulis musik atau jika musik yang terdengar ialah hati manusia yang gesturf (dalam cara-cara belum ditetapkan). Berdasar pemahaman pertama ialah teori mengenai pembuatan seni. Yang ke-2 ialah teori-teori mengenai isi penuntasan pembuatannya dan seni.
Gestur dalam kreativitas seni

Pembuatan satu kreasi seni ialah bentuk kombinasi baru beberapa unsur dalam media (nada-nada dalam musik, kalimat dalam sastra, lukisan di atas kanvas, dan beberapaya). Komponen-komponen itu telah ada awalnya tapi tidak dalam gabungan yang sama; ciptaan ialah pembangunan kembali beberapa bahan yang telah ada sebelumnya. Pra-keberadaan materi berlaku untuk pembuatan, terpisah dari seni: dalam pembuatan teori pembuatan masalah atau ilmiah. Ini berlaku bahkan juga untuk pembuatan dalam umumnya teologi, terkecuali beberapa versus teologi Kristen, di mana pembuatan ialah ex kosongo — yakni, tanpa materi yang telah ada sebelumnya.

Jika pembuatan yang terjadi di beberapa media seni ialah kebenaran yang nyata. Tapi demikian ini diberi, tidak ada yang disebutkan mengenai gestur, dan gesturonis akan menjelaskan jika pengakuan mengenai pembuatan di atas terlampau enteng untuk tutupi apa yang penting disebutkan mengenai proses pembuatan artistik. Proses inovatif, yang ingin disebutkan oleh gesturonis, ialah (atau) proses gesturf, dan untuk gestur suatu hal yang lebih dibutuhkan dibanding seniman itu membuat sesuatu. Perhatian yang besar harus diberi pada step ini: sebagian orang menjelaskan jika pembuatan seni ialah (atau mengikutsertakan) gestur diri; lainnya menjelaskan jika itu ialah gestur hati, walau tidak harus dari hati sendiri (atau itu dan suatu hal yang lebih, seperti hati budaya seorang atau bangsa seorang atau semua umat manusia); lainnya menjelaskan jika itu tidak selamanya terbatas pada hati tapi jika gagasan atau pertimbangan bisa diutarakan, sama seperti yang pasti dalam esai. Tapi penglihatan gesturonis yang unik mengenai kreativitas artistik ialah produk dari pergerakan Romantis, yang menurut dia gestur hati sebagai ciptaan seni, sama dengan filsafat dan disiplin pengetahuan yang lain ialah gestur ide. Bagaimana juga, teori seni sebagai gestur hati (yang di sini harus dipandang masukkan emosi dan sikap) yang secara bersejarah berarti dan ditingkatkan: seni secara eksklusif berkaitan dengan kehidupan hati.

Saat orang disebutkan ekspresikan hati, apa yang secara detil mereka kerjakan? Dalam artian yang paling biasa, mengutarakan ialah "melepas" atau "melepas kemarahan": pribadi bisa mengutarakan amarah mereka dengan melempar suatu hal atau mungkin dengan menyumpah atau mungkin dengan memukul orang yang sudah membuat mereka geram. Tetapi, sama seperti yang banyak penulis perlihatkan, "gestur" seperti ini tidak ada hubungan dengan seni; sama seperti yang disebutkan filsuf Amerika John Dewey, ini lebih sebagai "tumpah" atau "memuntahkan" dibanding gestur. Dalam seni minimal, gestur memerlukan media, media yang bandel dan seniman harus runduk pada tekadnya sendiri. Dalam melemparkan benda untuk ekspresikan amarah, tidak ada media — atau, bila badan disebutkan media, karenanya ialah suatu hal yang tak perlu didalami untuk dipakai untuk maksud itu. Masih perlu untuk membandingkan "pelepasan alami" dari gestur. Bila puisi secara harfiah ialah "limpahan hati yang kuat secara spontan," sama seperti yang disebutkan William Wordsworth, itu sejumlah besar akan terbagi dalam beberapa hal seperti air mata dan celoteh yang tidak koheren. Bila kreativitas artistik secara logis bisa disebutkan sebagai proses gestur, suatu hal yang lain dari serta lebih detil dibanding pelepasan atau pelepasan alami harus disimpulkan.

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar